2.1 ALAT-ALAT KEBERSIHAN
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel
,khususnya bengkel otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk
berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu
2) Sapu lidi
berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering.
3) Alat Pel
berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner
berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu
atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada
ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk
kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum
disapu atau dipel.
Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
2.2 KERUGIAN DARI KEBERSIHAN YANG BURUK
Kebersihan yang buruk dapat menimbulkan berbagai
kecelakaan, cidera, kerusakan dan masalah.
~Kesuban, terpotong dan cidera mata terjadi bila
butiran metal dan serpihan tertinggal diatas meja kerja dan permesinan.
~Terpotong Jari dan Tangan terjadi bila sisa metal
yang tajam ditinggalkan tergeletak diatas meja kerja.
~Kecelakaan Terpeleset dan Jatuh terjadi bila
perkakas, peralatan dan sisa material ditinggalkan tergeletak di lantai.
~Cidera tertumbu terjadi bila tumpukan yang tidak
stabil atau laci penyimpanan kelebihan beban ambruk.
~Waktu Terbuang karena perkakas, peralatan dan
material yang selalu berpindah dan harus diatur kembali.
~Terlepas dari Kecelakaan dan cidera, kebersihan yang
buruk juga dapat mnyebabkan masalah lain.
~Kebakaran dengan mudah menjalar kesuluruh tempat
kerja bila sisa kertas dibiarkan menumpuk.
~Cidera Serius atau kematian bias terjadi pada saat
orang berusaha menyelamatkan bangunan, bila jalan masuk dan jalan keluar
darurat tertutup atau terganggu.
Pengaturan tempat kerja yang buruk dan tidak rapi
juga dapat menimbulkan:
· Tempat
kerja yang padat; dan
· Kesulitan
mencari perkakas, material dan peralatan
Tempat kerja yang padat, tidak rapi dan tidak
teratur membuat kesulitan kepada setiap orang untuk bekerja dan tidak mendorong
kualitas kerja.
2.3 Keuntungan dari Kebersihan yang baik
Berikut ini beberapan keuntungan dari bengkel yang
bersih:
· Berkurang
resiko kecelakaan dan cidera;
· Berkurang
resiko kebakaran;
· Tempat
kerja lebih nyaman; dan
· Berkurang
waktu yang terbuang untuk mencari perkakas, peralatan dan material
Kebersihan yang efektip mensyaratkan anda untuk:
· Mengatus
empat kerja;
· Menjaga
tempat kerja bersih dan tidak kacau; dan
· Menyimpan
segala sesuatu ditempat yang tepat.
2.4 Metode Pembersihan
Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk
menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting
lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan
debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang
tidak terlindungi. Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat
menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir
semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama.
Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut
yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang
harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk
membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan
pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja. Pada saat
membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana
material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di
sebarkan di atas lantai. Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara
periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/
dianjurkan.
2.5 Pemeliharaan dalam Penataan Tempat
Kerja
Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan
tempat kerja yang baik:
1) Bagi pekerja yang
mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan,
peralatan-peralatan atau mesin-mesin.
Gambar
. Sebuah kotak alat pekerja
2) Buatlah apa
yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan
dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan,
cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.
4) Bersihkan
seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas.
5) Gunakan
peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.
6) Sebelum
membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana
jika benda-benda tersebut berisi cairan?
7) Cairan yang
dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang
pada saluran air.
8) Tempatkan
bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
9) Simpan
bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem
pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan.
10) Jangan simpan bagian kendaraan di
tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk.
11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan
tajam, dan bagian tajam lainnya.
12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.
13) Gantikan bagian/parts yang rusak.
14) Setelah merakit ulang lepaskan semua
karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak.
15) Hilangkan penetesan dan
kebocoran-kebocoran.
16) Buang barang yang sudah tidak akan
digunakan lagi.
Gambar . Buang benda-benda yang sudah
tidak penting/terpakai
Bagi pekerja yang akan bekerja pada
bangku kerja
1) Gunakan rak,
laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang
yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam
ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan
kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.
4) Bersihkan
kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur
dengan baik
Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda
kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar
daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali
atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat
pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb
dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.
Bagi pekerja yang sedang mengerjakan
mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll)
1) Gunakan
rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai
tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat
dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.
2) Bersihkan
kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau
setiap akhir jam kerja.
3) Lumasi mesin
sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.
4) Bersihkan
mesin setiap seminggu sekali.
5) Cuci permukaan
mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6) Lakukan
tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika
timbul karat.
7) Hilangkan
serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya.
8) Kembalikan
seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap
akhir jam kerja.
Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan.
Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi
Peralatan perbengkelan baik itu peralatan
keselamatan kerja maupun alat bantu yang digunakan serta kunci-kuncinya
penting untuk dipelihara dan dirawat. Pemeliharaan diperlukan untuk
mencegah kerusak-an dari alat. Pemeliharaan bisa berupa:
1. Pembersihan setelah alat dipakai
2. Meletakkannya di tempat yang semestinya
(terlindung dari air hujan dan cahaya matahari yang terik)
Sementara itu untuk merawatnya perlakuan yang harus
diberikan antara lain:
1. Membersihkannya secara berkala (dari debu dan
karat)
2. Menservisnya secara berkala (agar alat selalu
siap pakai dan dalam kondisi baik)
Alat-alat bengkel bagi pebengkel pemula bisa dibeli
secara berangsur-angsur tergantung dari modal yang dimilki, karena
untuk membeli alat-alat tersebut secara lengkap akan sangat
menguras keuangan.
Bagi orang yang punya tekad kuat mendirikan sebuah
bengkel sederhana sebagai permulaan baik juga untuk dilakukan, karena
dari pengalaman dan pengamatan penulis banyak bengkel sepeda
motor yang bermula dari kondisi seperti itu, yang penting kualitas kerja
dan cara menghadapi konsumen yang paling perlu diperhatikan. Pekerjaan
yang bersih, rapi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
konsumen bisa menjadi daya tarik utama dari pekerjaan berbengkel, apalagi
dengan pelayanan yang ramah dan cekatan, konsumen akan merasa senang
dan terlayani sehingga bila ada kendala mereka akan datang lagi, awal
yang bagus tersebut akan terus terbina hingga secara tak langsung
seorang pebengkel telah menyiapkan langganannya untuk kedepan.
Banyak orang yang lebih mengutamakan rasa nyaman dalam memilih
tempat langganan.
Kelengkapan alat juga penting namun bagi lulusan SMK
standar ini bisa dijadikan kriteria nomor kesekian, tak sedikit orang yang
memulai dengan apa yang ada, bagaikan kata-kata bijak ”tak ada rotan
akarpun jadi”. Karena memanfaatkan apa yang ada, mengusahakan apa yang
tak ada, menerima kondisi yang ada dan mengatur strategi
untuk melengkapkannya adalah lebih bijak, lalu lakukan apa yang bisa anda lakukan,
dan jangan tunda semangat anda dengan rasa putus asa”. Bagaimanapun banyak
jalan menuju Roma.
1)Jenis-jenis Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang
dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalamkeadaan
siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi peralatan
tersebut dapat bekerja kembali. Secara
garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a)Pemeliharaan terencana (planned
maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan
yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahanyang terjadi
terhadap peralatan di waktu yang akan datang.Dalam pemeliharaan terencana
terdapat unsur pengendaliandan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari
sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif,
pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.
~ Pemeliharaan preventif adalah
pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya
dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang
dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan
mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan
yang dilakukan dalam
~pemeliharaan preventif adalah
: mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang
bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar
peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan
pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan
preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat
yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari
pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaanpreventif dikelola dengan
baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan
diganti sebagian komponennya. Proses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat
kadang-kadang dan sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali
menuju kepada pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan
secara rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan
tambahan di luar pekerjaan biasanya. Namun berdasarkan pengalaman, hal tersebut
akan terjadi pada awal pekerjaansaja dan selanjutnya apabila sistem tersebut
telah berjalan, maka akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap
peralatan sehingga diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.
b)Pemeliharaan tak terencana
Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan
yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera
digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa
ada perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan, apabila
akan digunakan. Dalam manajemen system pemeliharaan, cara tersebut dikenal
dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance). Pada
umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode
darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang
terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan
tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana
jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk
perbaikan jauh lebih banyak disbanding dengan pemeliharaan rutin.
2)Tujuan Pemeliharaan Rutin
Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya
adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya
perubahan fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan.
Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan
program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan
kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan
yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja
dan semangat kerja. Pada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang
terlalu cepat pada peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak
terencana. Hal tersebut juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas
lainnya tidak mungkin dapat berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja
secara efisien. Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau
bahkan rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat
membahayakan dan mencelakakan.
Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan
hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat
pemeliharaan dan tingginya resiko kecelakaan berakibat
kurang bergairahnya orang lain untuk melanjutkan
pekerjaan dan akan menurunkan produktivitas kerja. Secara garis besar terdapat
empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :
a) Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut
sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli
satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian
dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis
barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah
sedemikian rusak.
b) Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal
untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang
optimal pula
c) Menjamin kesiapan operasional peralatan yang
diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam
kebakaran dan penyelamat.
d) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan
peralatan tersebut.
3) Sistem Pemeliharaan Rutin
Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus
disiapkan data pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu :
peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi penyimpanan alat ? bagaimana
merawatnya ? dan kapan akan dirawat ?
a) Peralatan yang perlu pemeliharaan
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan,
harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk
itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk
menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak
dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system pemeliharaan yang baik.
Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna
untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan
tersebut dikelompokkan menjadi
sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.
Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service
tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.
b) Lokasi penyimpanan alat
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan
adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada
beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan
dan material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem
penyimpanan barang:
1. Penyimpanan
material harus direncanakan terlebih dahulu.
2. Barang-barang
yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja
dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Gambar
. Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3. Alarm,
lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan
fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
4. Pemadam
kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5. Jalan
keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6. Tabung-tabung
yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang
reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS
recommendations.
7. Wadah-wadah
barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan
penanganan mekanik yang sesuai.
8. Pipa-pipa,
ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang
terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak.
9. Lembaran
baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus
ditangani secara mekanik.
10. Material yang mudah terbakar
(seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan
pengelompokannya sehingga memudahkan
dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi
pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan
setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada
tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat,
ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.
(1) Panel alat (tool panel)
Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel
alat untuk menyimpan dan meletakkan
alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel
alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng
atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman
alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan
penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam
warna-warna kombinasi yang serasi.
(2) Ruang gudang alat
Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan
panel alat tersebut. Disamping itu
penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat
alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk
menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau
ruangan penyimpanan.
(3) Ruang pusat penyimpanan
Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah
menggunakan ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat
digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang
ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat
dapat dengan mudah mengadakan pengawasan. Kelemahannya ruang pusat tersebut
tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.
(4) Kit alat-alat
Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara
individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap untuk
suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat14
alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera
tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.
c) Prosedur pemeliharaannya
Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar
seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data
hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian
pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan
tersebut. Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap
jadwal pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat member
informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi
alat dengan nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan
pertama serta pengerjaan perawatan yang telah dilakukan.
d) Waktu pemeliharaan
Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan
selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu
hari atau bulanan dicatat seperti : periodik 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B,
6 bulanan = 6 B atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam.
Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di
ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada
lembar data peralatan.
Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat,
komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut
dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat
direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan.
4) Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan
masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan
yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus
dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan
ditindaklanjuti.
b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip
kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat
kering dan tidak lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai
berikut :
(1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya
(alat percobaan Fisika, Kimia, dsb.)
(2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai
alat aneka guna disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.
(3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan
lapisan cat atau pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
(4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering
harus selalu diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.
(5) Peralatan yang terbuat dari logam,
plastik, atau kayu yang pipih dan relatif panjang disimpan dalam posisi
terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan tetap.
(6) Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh,
dalam mobilitas pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.
c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan
dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara
pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang
rutin dan terus menerus, maka setiap gejala kerusakan akan segera dapat
dideteksi dan ditindaklanjuti.
d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah
pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan
dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian
memerlukan perangkat instrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :
(1) Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk
masingmasing jenis peralatan sesuai dengan pengelompokkannya.
(2) Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat,
ukuran, merek/tipe, produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi
(3) Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan
jumlah alat
(4) Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap
kejadian yang terjadi dan yang berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.
(5) Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan
kondisi alat. Label dipasang di tempat penyimpanan alat.
(6) Format permintaan alat
Postingan yang sangat bermanfaat , apabila sedang mencari peralatan otomotif dan peralatan lainnya silahkan kunjungi toko kami https://www.tokopedia.com/adarabc/
BalasHapusRafiulul nirwana #hadir #29
BalasHapusGobloknya
BalasHapusKulit manggis ada extrak nya
BalasHapus