Minggu, 22 Maret 2015

Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area kerja



2.1 ALAT-ALAT KEBERSIHAN
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel otomotif terdiri dari:
1)      Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu
2)      Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering.
3)      Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4)      Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki.
5)      Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

                              Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
                                      
2.2 KERUGIAN DARI KEBERSIHAN YANG BURUK
Kebersihan yang buruk dapat menimbulkan berbagai kecelakaan, cidera, kerusakan dan masalah.
~Kesuban, terpotong dan cidera mata terjadi bila butiran metal dan serpihan tertinggal diatas meja kerja dan permesinan.
~Terpotong Jari dan Tangan terjadi bila sisa metal yang tajam ditinggalkan tergeletak diatas meja kerja.
~Kecelakaan Terpeleset dan Jatuh terjadi bila perkakas, peralatan dan sisa material ditinggalkan tergeletak di lantai.
~Cidera tertumbu terjadi bila tumpukan yang tidak stabil atau laci penyimpanan kelebihan beban ambruk.
~Waktu Terbuang karena perkakas, peralatan dan material yang selalu berpindah dan harus diatur kembali.
~Terlepas dari Kecelakaan dan cidera, kebersihan yang buruk juga dapat mnyebabkan masalah lain.
~Kebakaran dengan mudah menjalar kesuluruh tempat kerja bila sisa kertas dibiarkan menumpuk.
~Cidera Serius atau kematian bias terjadi pada saat orang berusaha menyelamatkan bangunan, bila jalan masuk dan jalan keluar darurat tertutup atau terganggu.
Pengaturan tempat kerja yang buruk dan tidak rapi juga dapat menimbulkan:
·         Tempat kerja yang padat; dan
·         Kesulitan mencari perkakas, material dan peralatan
Tempat kerja yang padat, tidak rapi dan tidak teratur membuat kesulitan kepada setiap orang untuk bekerja dan tidak mendorong kualitas kerja.
2.3 Keuntungan dari Kebersihan yang baik
Berikut ini beberapan keuntungan dari bengkel yang bersih:
·         Berkurang resiko kecelakaan dan cidera;
·         Berkurang resiko kebakaran;
·         Tempat kerja lebih nyaman; dan
·         Berkurang waktu yang terbuang untuk mencari perkakas, peralatan dan material
Kebersihan yang efektip mensyaratkan anda untuk:
·         Mengatus empat kerja;
·         Menjaga tempat kerja bersih dan tidak kacau; dan
·         Menyimpan segala sesuatu ditempat yang tepat.

2.4 Metode Pembersihan
Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi. Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja. Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai. Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/ dianjurkan.

2.5 Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja 
Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik:
1)     Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-mesin.

                                          Gambar . Sebuah kotak alat pekerja
2)      Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk   dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
3)      Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.
4)      Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas.
5)      Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.
6)      Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
7)      Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8)      Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
9)      Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan.
10)  Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu  oleh pergerakan atau jalan masuk.
11)  Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
12)  Gunakan penutup debu jika diperlukan.
13)  Gantikan bagian/parts yang rusak.
14)  Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak.
15)  Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.
16)  Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.
Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja
1)      Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya.
2)      Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3)      Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.
4)      Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.

 
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll)

1)      Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.
2)      Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
3)      Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.
4)      Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
5)      Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6)      Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.
7)      Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya.
8)      Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi

2.6 Perawatan Dan Pemeliharaan Peralatan Perbengkelan
Peralatan perbengkelan baik itu peralatan keselamatan kerja maupun alat bantu yang digunakan serta kunci-kuncinya penting untuk dipelihara dan dirawat. Pemeliharaan diperlukan untuk mencegah kerusak-an dari alat. Pemeliharaan bisa berupa:
1. Pembersihan setelah alat dipakai
2. Meletakkannya di tempat yang semestinya (terlindung dari air hujan dan cahaya matahari yang terik)
Sementara itu untuk merawatnya perlakuan yang harus diberikan antara lain:
1. Membersihkannya secara berkala (dari debu dan karat)
2. Menservisnya secara berkala (agar alat selalu siap pakai dan dalam kondisi baik)
Alat-alat bengkel bagi pebengkel pemula bisa dibeli secara berangsur-angsur tergantung dari modal yang dimilki, karena untuk membeli alat-alat tersebut secara lengkap akan sangat menguras keuangan.
Bagi orang yang punya tekad kuat mendirikan sebuah bengkel sederhana sebagai permulaan baik juga untuk dilakukan, karena dari pengalaman dan pengamatan penulis banyak bengkel sepeda motor yang bermula dari kondisi seperti itu, yang penting kualitas kerja dan cara menghadapi konsumen yang paling perlu diperhatikan. Pekerjaan yang bersih, rapi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi konsumen bisa menjadi daya tarik utama dari pekerjaan berbengkel, apalagi dengan pelayanan yang ramah dan cekatan, konsumen akan merasa senang dan terlayani sehingga bila ada kendala mereka akan datang lagi, awal yang bagus tersebut akan terus terbina hingga secara tak langsung seorang pebengkel telah menyiapkan langganannya untuk kedepan. Banyak orang yang lebih mengutamakan rasa nyaman dalam memilih tempat langganan.
Kelengkapan alat juga penting namun bagi lulusan SMK standar ini bisa dijadikan kriteria nomor kesekian, tak sedikit orang yang memulai dengan apa yang ada, bagaikan kata-kata bijak ”tak ada rotan akarpun jadi”. Karena memanfaatkan apa yang ada, mengusahakan apa yang tak ada, menerima kondisi yang ada dan mengatur strategi untuk melengkapkannya adalah lebih bijak, lalu lakukan apa yang bisa anda lakukan, dan jangan tunda semangat anda dengan rasa putus asa”. Bagaimanapun banyak jalan menuju Roma.
1)Jenis-jenis Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu peralatan selalu dalamkeadaan siap pakai atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi peralatan tersebut dapat bekerja kembali. Secara
garis besar pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a)Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahanyang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang.Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur pengendaliandan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari sistem manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.
~ Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang
dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam
~pemeliharaan preventif adalah : mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaanpreventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya. Proses peralihan dari pemeliharaan yang bersifat kadang-kadang dan sembarangan atau bahkan tidak ada pemeliharaan sama sekali menuju kepada pemeliharaan terencana yang dengan sengaja melakukan pemeliharaan
secara rutin memerlukan waktu, tenaga, dan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan biasanya. Namun berdasarkan pengalaman, hal tersebut akan terjadi pada awal pekerjaansaja dan selanjutnya apabila sistem tersebut telah berjalan, maka akan lebih mudah dalam menangani pemeliharaan setiap peralatan sehingga diharapkan dapat memiliki efisiensi yang tinggi.

b)Pemeliharaan tak terencana
Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan perbaikan, apabila akan digunakan. Dalam manajemen system pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat (emergency maintenance). Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi. Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak disbanding dengan pemeliharaan rutin.

2)Tujuan Pemeliharaan Rutin
Dalam setiap tindakan pemeliharaan, tujuan pokoknya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan dan mencegah adanya perubahan fungsi alat serta mengoptimalkan usia pakai peralatan. Reliabilitas alat dan kinerja yang baik hanya dapat dicapai dengan melakukan program pemeliharaan yang terencana. Selain untuk alasan reliabilitas dan kinerja alat, program pemeliharaan terencana juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu dalam hal efisiensi keuangan, perencanaan, standardisasi, keamanan kerja dan semangat kerja. Pada aspek keuangan sudah jelas bahwa kerusakan yang terlalu cepat pada peralatan akan mengakibatkan pengeluaran yang tidak terencana. Hal tersebut juga akan berakibat terhadap perencanaan fasilitas lainnya tidak mungkin dapat berjalan tanpa didukung peralatan yang bekerja secara efisien. Apabila peralatan dioperasikan hingga mendekati rusak atau bahkan rusak sama sekali tanpa adanya pemeliharaan, maka mungkin saja dapat membahayakan dan mencelakakan.
Banyak kerugian yang timbul akibat kecelakaan, bukan hanya manusia, tetapi hilangnya waktu, tenaga dan biaya. Rendahnya tingkat pemeliharaan dan tingginya resiko kecelakaan berakibat
kurang bergairahnya orang lain untuk melanjutkan pekerjaan dan akan menurunkan produktivitas kerja. Secara garis besar terdapat empat tujuan pokok pemeliharaan preventif yaitu :
a) Memperpanjang usia pakai peralatan. Hal tersebut sangat penting terutama apabila dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli satu peralatan jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan memelihara sebagian dari peralatan tersebut. Walaupun disadari bahwa kadangkadang untuk jenis barang tertentu membeli dapat lebih murah apabila alat yang akan dirawat sudah sedemikian rusak.
b) Menjamin peralatan selalu siap dengan optimal untuk mendukung kegiatan kerja, sehingga diharapkan akan diperoleh hasil yang optimal pula
c) Menjamin kesiapan operasional peralatan yang diperlukan terutama dalam keadaan darurat, adanya unit cadangan, pemadam kebakaran dan penyelamat.
d) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

3) Sistem Pemeliharaan Rutin
Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan dan mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ? dan kapan akan dirawat ?
a) Peralatan yang perlu pemeliharaan
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi
sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

b) Lokasi penyimpanan alat
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang:
1.       Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2.       Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

                              Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3.       Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
4.       Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5.       Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6.       Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
7.       Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.
8.       Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak.
9.       Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
10.   Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga memudahkan
dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya bersifat sementara dan
setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula. Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat penyimpanan, dan kit alat-alat.
(1) Panel alat (tool panel)
Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan dan meletakkan
alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi.
(2) Ruang gudang alat
Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut. Disamping itu
penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada alat yang tidak baik untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.
(3) Ruang pusat penyimpanan
Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat penyimpanan alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan. Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang memerlukan.
(4) Kit alat-alat
Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap untuk
suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat14 alat tersebut bahwa siapa saja yang membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang diperlukan untuk saat itu.
c) Prosedur pemeliharaannya
Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup : jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan), keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja terhadap pekerjaan tersebut. Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal pemeliharaan dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat member informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan perawatan yang telah dilakukan.

d) Waktu pemeliharaan
Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : periodik 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.
Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan.

4) Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.
b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi. Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :
(1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan Fisika, Kimia, dsb.)
(2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.
(3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
(4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang kelembaban tempat peyimpanannya.
 (5) Peralatan yang terbuat dari logam, plastik, atau kayu yang pipih dan relatif panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari pelengkungan tetap.
(6) Peralatan yang berbentuk memanjang dan rapuh, dalam mobilitas pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.
c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka setiap gejala kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.
d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat instrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :
(1) Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masingmasing jenis peralatan sesuai dengan pengelompokkannya.
(2) Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen, asal tahun, jumlah dan, kondisi
(3) Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat
(4) Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.
(5) Label ; memuat kode alat, nama alat, jumlah dan kondisi alat. Label dipasang di tempat penyimpanan alat.
(6) Format permintaan alat

4 komentar:

  1. Postingan yang sangat bermanfaat , apabila sedang mencari peralatan otomotif dan peralatan lainnya silahkan kunjungi toko kami https://www.tokopedia.com/adarabc/

    BalasHapus