Dari dua tipe
sistem motor starter diatas berikut merupakan komponen – komponen sistem
starter tipe biasa ( konvensional )
a. Magneting
switch (selenoid)
Magneting
switch terdiri dari hold in dan pull in coil. Magneting switch dioperasikan
oleh gaya magnet yang dibangkitkan dalam kumparan dan mempunyai dua fungsi
yaitu :
Ø Mendorong
pinion gear sehingga berkaitan dengan ring gear
Ø Bekerja
sebagai main switch atau relai yang memungkinkan arus besar mengalir dari
battry ke motor starter
Gambar 1. Kontruksi Magneting switch
Terminal –
terminal yang ada pada saklar starter :
Ø Terminal
B : Mendapatkan arus langsung dari positif baterai (30)
Ø Terminal
C : Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan medan (field
coil)
Ø Terminal
ST (50) : Mendapatkan arus dari terminal ST (50) kunci kontak dan meneruskanya
ke pull in coil (PIC) dan hold in coil (HIC) melalui plat kontak
b. Yoke,
pole core dan fiel coil
Ø Yoke
terbuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole
core yang diikatkan dengan sekrup.
Ø Pule
core berfungsi sebagai penompang fiel coil dan memperkuat medan magnet yang
ditimbulkan oleh fil coil saat dialiri listrik.
Ø Fiel
coil berfungsi membangkitkan medan magnet. Pada starter biasanya digunakan
empat fiel coil yang berarti mempunyai empat kore. Fiel coil terbuat dari
lempengan tembaga, dengan maksut memungkinkan mengalirnya arus listrik yang
cukup besar.
Gambar 2. Yoke, pole core dan fiel coil
c. Armature
Armature berfungsi untuk merubah energi
listrik menjadi mekanik, dalam bentuk gerak putar. Armature terdiri dari
sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator,
serta kumparan armature.
Gambar 3. Armature
d. Brush
atau sikat-sikat
Brush terbuat dari
tembaga lunak dan karbon yang berfungsi untuk meneruskan arus listri dari fiel
coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya stater
mempunyai empat brush yang dikelompokkan menjadi 2 :
1. Dua
buah disebut dengan brush positif
2. Dua
buah disebut dengan brush negatif
Gambar 4 brush terangkai
e. Armature
brake
Armatur brake berfungsi sebagai
pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda
penerus.
f. Drive
lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong
pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan
pinion gear dari perkaitan roda penerus saat mesin sudah hidup.
Gambar 5. Drive lever
g. Starter
clutch dan pinion gear
Starter clutch berfungsi untuk
memindahkan momen puntir dari armature shaft kepada roda penerus (ring gear)
melalui pinion gear, sehingga ring gear berputar. Starter clutch juga berfungsi
sebagai pengaman dari armature coil jika roda penerus cenderung memutar pinion
gear.
Gambar 6. Starter clutch dan pinion gear
Pada
saat start :
Jika
outer race berputar lebih cepat dari inner race, maka roller akan terdorong
oleh pegas ke sisi yang sempit, akibatnya inner race ikut berputar
Setelah
mesin hidup :
Jika
inner race berputar lebih cepat dari outer race ( karena terbawa oleh putaran
fly wheel ), roller akan terbawa ke sisi yang lebih lebar ( melawan pegas ),
akibatnya inner race tidak berhubungan dengan outer race
Gambar 7. Cara kerja Starter clutch
h. drive
end frame
tempat melekatnya starter motor keblok
masin serta menutupi overruning clutch, drive lever serta terdapat bushing yang
menumpu armature shaft.
Gambar 8. Drive end frame
i.
rear end frame
menutupi brush dan brush holder dan
comutator, terdapat bushing yang menumpu armature shaft serta tempat
terpasangnya brake spring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar